Iqbal selalu memperingatkan para pembaca karya-karyanya agar tidak
terhinggapi kejemuan intelektual dan secara terus menerus dengan
gagah berani menguasai bidang dan kawasan baru dalam
dunia pengetahuan, serta tidak pernah mundur atau takut
akan berbagai perangkap ataupun rintangan yang mungkin
menghadang di perjalanan.
Diingatkannya pula agar tidak gentar menghadapi berbagai ancaman
yang mungkin tidak sejalan dengan lembaga-lembaga yang telah kokoh
serta praktek-praktek yang telah kuat , yang bisa jadi menantang
lajunya kebebasan fikiran.
"Rintislah jalan dengan menebaskan parangmu sendiri !
Adalah dosa untuk hanya membuntut jalan
yang telah dirintis orang !
Bila berhasil meraih yang khas dan asli
Bahkan kesalahan dapat mencipta terang !
Apabila kebebasan fikiran dan keaslian tindakan telah tergugahkan
pada individu dan kelompok , kemenangan telah menyongsong
di pintu gerbang :
"Apakah hakekat fikiran murni dan tindakan asli ?
Ia adalah penggerak revolusi !
Apakah hakekat fikiran murni dan tindakan asli ?
Ia adalah kelahiran kembali kehidupan bangsa !
Ia adalah sumber mu'zijat hidup
Yang mampu mengubah batuan granit menjadi pualam"!.
Pandangan tentang pendidikan intelektual seperti itu
menuntut penolakan terhadap segala bentuk metoda
pengajaran yang serba kaku, musykil- rumit, cermat-pekat,
logis-sistematis dan steriotype.
Sebab metoda-metoda seperti itu menyisihkan segala kemungkinan
untuk pengambilan inisiatif, tindakan yang mungkin kurang tepat
ataupun pembuatan kesalahan dalam bidang intelektual, dan
dengan demikian menghilangkan pula kemungkinan
untuk dapat belajar dari kekurangan dan kesalahan
dalam bidang intelektual, dan dengan demikian menghilangkan
pula kemungkinan untuk dapat belajar dari kekurangan dan kesalahan.
Sebaliknya pandangan Iqbal seperti terbentang di atas , menuntut dan
lebih mengutamakan corak metoda yang terbuka lebar bagi
keaktifan sendiri ("self-activity") serta
"belajar dengan melalui perbuatan".
Jenis metoda pengajaran yang dikehendakinya ialah
yang menghadapkan siswa kepada situasi baru dan masalah baru
yang mengundang mereka untuk bekerja dengan penuh kesadaran
akan tujuan yang digalinya dari sumber yang tersedia
dalam lingkungan mereka.
Cara kerja seperti itu memandang pula untuk memilih alat yang tepat
bagi pancapaian tujuan yang tepat, mengundang untuk percaya
pada usaha sendiri dengan menggunakan akal ,
mengundang untuk belajar dengan cara sendiri
dalam mengatasi dan memecahkan berbagai kesulitan
yang mungkin muncul.
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar