KESERASIAN JASMANI DENGAN ROHANI.
Salah satu masalah penting yang selalu merupakan pembahasan
para ahli filsafat ialah persoalan pertautan
antara idealita dan realita,
antara alam cita dan alam nyata,
antara ruh dan materi,
antara kehidupan mental dengan fisik.
Apakah masing-masing fihak dari pasangan itu saling tergantung
yang satu dengan yang lainnya ataukah merupakan dua hal
yang secara diametral bertentangan.
Masalah pertautan dan signifikansi kedua hal ini
bagi dunia pendidikan pun merupakan permasalahan yang harus
difahami dengan seksama , sebab permasalahan ini mempunyai
implikasinya terhadap perumusan tujuan pendidikan
yang hendak dicapai maupun terhadap proses pendidikan
yang harus dilaksanakan.
Apabila kita mengikuti alam fikiran beberapa ahli fikir tradisional
dan kaum moralis yang menganggap dunia aktual dari realita fisik ini
hanya sebagai ilusi atau maya ataupun sebagai sesuatu
yang tidak esensial (hakiki) dan tidak penting, bahkan barangkali
sebagai suatu penghambat terhadap perkembangan ruh ataupun jiwa,
kita harus mengembangkan pula suatu teori pendidikan yang sejalan
dengannya.
Sebaliknya, apabila kita hendak mengikuti alam fikiran materialisme
yang menafsirkan kehidupan dan kegiatan kreatif manusia
hanya sebagai peristiwa biologis atau kimiawi serta menolak pandangan
bahwa rohani manusia memeliki pula kehidupannya sendiri, maka
filsafat pendidikannya pun harus dijabarkan dari alam fikiran itu.
Disamping kedua aliran yang bertentangan ini
didapatkan pandangan ketiga yang tidak menganggap
realita dan idealita itu masing-masing berdiri sendiri-sendiri ,
tidak pula memandang masing-masing lawannya
sebagai sesuatu yang tidak mempunyai kedudukan yang esensial
atau bahkan menghambat yang lainnya,
melainkan pandangan ketiga ini menganggap realita
sebagai pangkal tolak dari idealita.
Dari posisi Iqbal dalam filsafat akan jelaslah bahwa ia termasuk
golongan ketiga.
Dalam menganalisa perkembangan individu ia telah memberikan
sumbangan fikiran yang patut diperhitungkan .
Ia memberikan perhatian terhadap dualisme antara idea dan realita
yang secara tradisional telah mewarnai alam fikiran falsafi.
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar