Kamis, 19 November 2015

IQBAL.

PENDIDIKAN WATAK.

Ketetapan peringatan Iqbal yang tersirat dalam sanjaknya di atas
akan makin terhayati manakala kita ingat bahwa sepanjang sejarah
ternyata karya-karya besar yang pernah muncul, lahir dari jerih payah
orang atau masyarakat tertentu dengan dijiwai semangat "faqr" .
Kepuasan yang mereka dapatkan dalam penulisan dan atau pengolahan
karya-karya tersebut tidak didasarkan pada pengejaran harta kekayaan
untuk kepentingan mereka sendiri, melainkan justru dalam 
pengabdiannya yang tanpa pamrih dalam rangka mencapai 
tujuan-tujuan besar. 
Dalam perjuangannya itu mereka tidak takut ditimpa kemelaratan,
karena mereka mendahulukan kepentingan umat daripada 
kepentingan pribadi. 
Baik dalam sejarah kehidupan beragama di masa lalu maupun dalam 
kehidupan politik dewasa ini kita temukan prinsip "Farq" ini menjiwai
tokoh-tokoh besarnya.

Akan tetapi sebaliknya sistem pendidikan kita , disadari atau tidak,
justru cenderung untuk merembesi jiwa para pemuda 
dengan semangat individualistis serta sikap mementingkan 
kepentingan diri sendiri sambil mencairkan idealisme nya 
dengan  pemupukan hasrat untuk mendapatkan jabatan empuk 
dengan berani mengorbankan apapun.
Dalam usaha untuk mendapatkan posisi atau kekayaan itu 
tidak jarang di antara mereka ada yang kehilangan sifat manusiawinya
dan jiwanya mengeras bagaikan batu.
Iqbal mengeluh tentang adanya jurang pemisah antara berbagai 
lapisan masyarakat seperti itu :

"Kehidupan berkasta telah merampas
  Sikap lapang - dada dan pandangan - luas
  yang mampu menembus ke masa depan.
  Padahal kebenaran dan kejujuran
  justru kutemukan tersulam
  dalam keterjalinan segala lapisan."

K.G. Saiyidain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar