PERANAN INTELEK DAN INTUISI.
Seorang Muslim hendaknya berusaha untuk mengalihkan atau
mengubah pengetahuan yang didapatkan melalui panca indera
dan yang merupakan sumber kekuatan yang tidak mengenal batas itu,
kepada Islam, ibarat mengubah Abu Lahab (yang kufur itu)
menjadi 'Ali (yang merupakan lambang Muslim sejati).
Dengan perkataan lain, apabila pengetahuan diilhami nilai-nilai Agama,
ia akan merupakan karunia yang paling besar bagi umat manusia.
Cinta inilah,
Pencerapan intuitif yang diperoleh melalui kalbu inilah
yang memberikan makna kepada kehidupan dan menjadikan intelek
benar-benar sebagai karunia bagi umat manusia :
"Jiwa puisi diiringi alunan musik kalbu,
Keindahan nyala lilin ini dihangati
sekelumit persembahan yang tulus hati !
Rumah gelap terbuat dari tanah liat
yang menyandang nama "Bumi" ini
Hanya sekedar bentuk yang usang
dari kemegahan bangunan Hati".
Dalam sajak-sajak di bawah ini Iqbal berulang kali menyuguhkan
tema yang sama :
"Intelek dengan nyalanya yang menggelora
Membakar hangus alam semesta;
Dan dari Cinta
Ia belajar menghangat-teranginya".
----------------------------------------------@
"Laluilah alunan intelek
Lalu bergulung dalam gelombang Cinta
yang seluas - sedalam samudera !
Sebab dangkalan intelek
Tidak mengandung mutiara.
------------------------------------------------@
"Intelek harus diimbangi karunia Cinta
Sebab intelek hanya sekedar galauan penggalan cita."
-------------------------------------------------@
"Cinta adalah guru dan pemandu
bagi intelek , bagi visi dan bagi kalbu.
Apabila tiada Cinta ,
Agama dan segala ajarannya
Ibarat kumpulan bayangan bisu."
Karena gagal dalam memadukan kedua momen yang secara hakiki
saling melengkapi, yaitu Ilmu dan Isyq, Pengetahuan dan Cinta atau
Intuisi, maka dunia Barat dan dunia Timur, kedua-dua nya
telah menderita dan merugi dengan cara yang berlainan.
K.G.Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar