Rabu, 18 November 2015

IQBAL.

PENDIDIKAN WATAK.

Dalam Bab-i-Jibril , Iqbal mengungkapkan dengan penuh semangat
sikap menghargai (respek) kepada kebenaran dan cinta 
akan kemanusiaan  serta tidak menyetujui sikap yang bersitegang ,
berpegang kepada loyalitas dan ajaraan-ajaran yang sempit - picik
serta bersifat sekterian (pengkotak-kotakan).

"Seorang faqr yang kalbunya bergetar karena dzikir,
  tidak terbatas hanya di Barat atau di Timur.
 Aku tidak termasuk kawasan 
 Delhi atau Samarkand atau Isfahan.
 Aku tak akan tercekoki ajaran-ajaran picik
 ataupun peradaban modern.
 Dan aku tak akan tersumbat
 oleh bujukan kawan maupun lawan.
 Sebab aku tahu betul mana gula mana racun !
 Betapa mungkin seorang yang faham akan Kebenaran
 tak dapat membedakan mana gumpalan tanah
 dan mana Gunung Damavand !"

Akan tetapi patutlah dicatat bahwa toleransi yang diajarkan Iqbal ini
berlainan dengan toleransi - semu sebagaimana tampak 
pada orang-orang tak beriman yang dalam abad ini sangatlah banyaknya.
Hal tersebut disebabkan oleh sikap serba ragu (skeptis) dan masa bodoh
serta tidak menghiraukan sama sekali akan sistem nilai , agama, dan 
kepercayaan atau ideal.
Sedangkan toleransi menurut aajaran Iqbal justru lahir 
dari suatu kekuatan , bukan karena sikap lemah.
Toleransinya adalah toleransi orangyaang beriman , penuh kepercayaan
pada diri sendiri serta dijalin dengan rasa kasih sayang , akan tetapi 
di samping itu juga disertai kesadaran akan perlunya menghargai
sifat-sifat tersebut pada orang lain.

K.G. Saiyidain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar