Selasa, 17 November 2015

IQBAL.

PERANAN INTELEK DAN INTUISI.

Dalam kehidupannya yang terhormat dan dan dalam kematiannya
yang terhormat , yang ditujukan untuk mempertahankan Kebenaran
dan Kemanusiaan yang menimbulkan kekekalan manusia itulah,
dalam kehidupan yang abadi itulah , Husein putera Ali. ra -
memenangkan pertempuran di Karbala.

"Manusia  Mu'min bermohon kepada Allah
  Dapatlah kiranya dikaruniai kematian
  Yang dilanjutkan dengan kebangkitan kembali !
  Kematian seperti itu,
   - puncak segala harap ...
   Kesaksian terakhir akan Kebesaran Allah -
  Berujung di medan juang !

  Peperangan para raja 
  Hanya membawakan kehancuran dan nestapa
  Sedang peperangan Kaum Mu'minin
  Menjunjung sabda Rasulullah,
  Sebagai perantara dalam menghadap Yang Maha Kasih,
  Menarik diri dari dunia,
  mengungsikan diri pada Naungan Yang Maha Kasih !

  Betapa manis kematian Mu'min ,
  Namun lebih istimewa lagi
  kematian putera 'Ali !
  Dia yang pernah menyatakan cinta
  kepada segenap bangsa
  Memandang perang sebagai "zuhud"
  Hanya mereka yang tahu berkurban
  dapat memahami kebenaran ini
  dengan semburan darahnya sendiri !"

Demikianlah dalam pandangan Iqbal - sepanjang dapat kita kaji
dari sajak-sajaknya itu - Intelek, Perbuatan atau Kegiatan dan Cinta
bergulung menjadi satu dalam suatu kesatuan yang utuh dan dinamis,
yang bahkan mampu mematahkan mekanisme Kematian 
dengan menjadikan individualitas insani menjadi tidak terhancurkan.

Dibandingkan dengan implikasi pedagogis atau tilikan pendidikan 
yang tersirat dalam pandangan Iqbal tersebut di atas , sadarlah kita,
betapa bertentangan kadang-kadang upaya dan tindakan pendidikan
yang biasa kita lakukan terhadap anak didik kita !

K.G. Saiyidain.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar