Senin, 23 November 2015

Menghimpun Daya KeTuhanan

Menghimpun Daya KeTuhanan
Untuk para pemula, 
tahap pertama yang harus dilakukan sebaiknya adalah 
latihan Dzikir Asma Allah dan meditasi untuk menggerakkan generator, 
untuk menghimpun dan menyalurkan kekuatan Daya Ketuhanan 
yang ada di dalam dirinya masing-masing. 
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa percaya diri serta keyakinan kepada Allah.

Tata caranya hampir sama seperti yang tertulis di atas. 
Perbedaannya hanya pada pengaturan dzikir mengucapkan Asma Allah 
dan pengaturan pernafasan yang terbagi dalam 3 tahapan, 
yaitu tarik nafas, tahan nafas dan keluarkan nafas.

Dimulai dengan Nawaitu dzikrullahi ta’ala : 
Al jasadu kiblatul qolbi, wa qolbi qiblatur ruhi, wa ruhi kiblatullaahi, Allahu Akbar.

Mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas, menyentuh langit-langit. 
LAA ILAHAN ILALLAH 165 KALI DITUTUP MUHAMMADAROSULULLAH 1 KALI. 

Kosongkan hati dan pikiran, 
tarik nafas perlahan-lahan tanpa terlihat adanya gerakan pernafasan, 
sambil dalam hati mengucapkan Asma Allah … 11 kali … 
seolah-olah Dzat Allah masuk melalui pusat atau ubun-ubun 
sampai rongga dada terasa penuh, 
kemudian tahan nafas, 
dari pernafasan dada didorong ke bawah menjadi pernafasan perut 
kemudian tahan nafas dibagian bawah perut, 
sambil di dalam hati mengucapkan Asma Allah … 21 kali… 
Selanjutnya keluarkan nafas perlahan-lahan, 
seolah-olah Dzat Allah keluar melalui kedua lubang hidung, 
sambil di dalam hati mengucapkan Asma Allah … 10 kali … 

Yang masuk melalui pernafasan 11 Asma Allah dan 
yang kita keluarkan 10 Asma Allah, 
berarti kita mempunyai tabungan 1 Asma Allah, 
sebagai sumber Daya Ketuhanan.

Lakukan tata cara tersebut di atas sebanyak 21 kali putaran pernafasan. 

Bila dalam 3 atau 4 kali putaran pernafasan menjadi tersengal-sengal, 
maka lakukan pernafasan biasa tanpa menahan nafas, 
sambil di dalam hati tetap mengucapkan Asma Allah tanpa terputus. 
Setelah tenang, lanjutkan kembali sampai mencapai 21 kali putaran.

Setelah selesai mencapai 21 kali putaran pernafasan, ditutup dengan membaca :
Do’a kunci 1 kali, Al Fatihah 1 kali dan 
Ucapkanlah : Sodaqollahul adzim, Maha Benar Tuhan dengan Segala FirmanNya.

Untuk tahap pertama, 
tata cara di atas harus dilakukan selama 7 malam berturut-turut tanpa terputus 
agar kita memperoleh getaran kekuatan Daya Ketuhanan, 
sehingga generator kita jalan (berfungsi). 

Tahap kedua harus mencapai 40 malam berturut-turut. 
Untuk tahap kedua ini bagi wanita yang sedang menjalani masa haid boleh terputus. 
Untuk laki-laki sebaiknya tidak terputus-putus.

Tahap selanjutnya, 
dzikir Asma Allah tanpa batas hitungan, 
untuk menarik, menahan dan mengeluarkan nafas 
diatur melalui gerak naluri (gerak rasa).

Sesungguhnya tata cara dzikir Asma Allah dan meditasi 
untuk menghimpun daya Ketuhanan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh setiap pemula yang ingin membangkitkan tenaga dalamnya. 

Daya ketuhanan ini merupakan generator sumber energi yang bisa kita salurkan 
bila sewaktu-waktu dibutuhkan. 

Menurut istilah sekarang disebutnya sebagai energi prana.

Oleh karena Islam menganut prinsip keseimbangan dalam kehidupan, 
maka selain Dzikir Asma Allah dan meditasi sebagai olah pernafasan, 
diperlukan juga olah raga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani kita.

Olah raga dengan gerakan-gerakan khusus ternyata bisa juga membangkitkan energi prana. 

Namun walau bagaimanapun, 
olah raga tidak akan bisa membersihkan hati yang kelam. 
Dengan olah raga saja, 
pintu hijab tidak akan terbuka untuk bisa menerima pancaran NUR ILLAHI.

Oleh karena itu, 
alangkah baiknya bila olah pernafasan dan olah raga-khusus dilaksanakan 
secara berimbang agar keduanya bisa saling mengisi, 
sehingga kita bisa mendapatkan manfaat yang maksimal.

Selanjutnya yang harus dicamkan benar-benar bagi para pemula adalah 
bahwa setelah mendapatkan pengalaman bathin serta kemampuan spiritual tertentu, hendaknya jangan menjadikan kita ria atau takabur dan 
jangan pula kemampuan spiritual yang kita miliki 
kita pergunakan untuk tujuan-tujuan yang menyimpang, 
yang merugikan orang lain, 
tapi pergunakanlah untuk menolong sesama umat Allah. 
Kita harus ingat bahwa ria dan takabur merupakan dosa syirik yang tersembunyi, sedangkan tujuan yang menyimpang adalah perbuatan yang fasik. 

Pengalaman-pengalaman bathin yang terjadi serta kemampuan spiritual yang kita peroleh itu pun merupakan sarana untuk meningkatkan dan menguji keimanan kita, 
apakah kita akan terus melanjutkan perjalanan kita 
ataukah kita akan terlena sehingga lupa akan tujuan semula 
karena merasa diri telah menjadi orang hebat…

Tujuan akhir kita masih jauh, 
karena tujuan akhir kita adalah pencerahan jiwa, 
untuk mencapai tingkatan ikhsan, 
tingkatan insan kamil makrifatullah…

Kemudian kembali kepada Allah dengan jiwa yang tenang 
serta mendapat ucapan selamat dan keridoan Allah. 
Kita bisa kembali kepada Cahaya Allah….

DIPOSKAN OLEH DR. MAMAN S. WIRIAATMADJA, SPOG DI 07.38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar