Penciptaan Nur Muhammad S.A.W.>
Pemuda TQN Suryalaya
(Diskusi Ilmu Fiqih,Tasawwuf dll nya yg bmanfaat)
Penciptaan Nur Muhammad S.A.W.
[SEBAIKNYA DIBACA OLEH YANG SUDAH DITALQIN]
Suatu hari Sayyidina Ali, karam Allahu wajhahu, sepupu dan menantu Nabi Suci SAW
bertanya, “Wahai Muhammad SAW, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon
ceritakanlah padaku apa yang diciptakan Allah SWT sebelum semua makhluk diciptakan?”
Berikut ini adalah jawaban Nabi Muhammad S.A.W. yang indah: Sesungguhnya, sebelum Rabb-mu menciptakan yang lainnya, Dia menciptakan Nur Nabimu Dari Nur-Nya, dan Nur itu diistirahatkan haithu masyaAllah, di mana Allah SWT menghendakinya untuk beristirahat. Dan pada waktu itu tidak ada hal lainnya yang hadir –
tidak ada Lawhul Mahfuzh, tidak ada Qalam,Surga maupun Neraka, tidak ada Malaikat Muqarrabin (Angelic Host), tidak ada langit maupun bumi; tiada matahari, tiada rembulan,
tiada bintang, tiada jin, manusia ataupunmalaikat – belum ada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini. Kemudian Allah SWT, Subhanallah, dengan Iradat-Nya, Dia menghendaki adanya ciptaan.
Dia kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian.
Dari bagian pertama Dia menciptakan Qalam, dari bagian kedua Lawhul Mahfuzh,
dari bagian ketiga Arsy.
Kini telah diketahui bahwa ketika Allah SWT menciptakan Lawhul Mahfuzh dan Qalam, pada Qalam itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun
perjalanan. Allah SWT kemudianmemerintahkan Qalam untuk menulis, dan Qalam bertanya, “Ya Allah, apa yang harus kutulis?”
Allah SWT berkata, “Tulislah: laa ilaha illAllah 70.000 tahun,
dan Muhammadan Rasulullah 70.000 tahun.”
Terhadap hal itu Qalam berseru, “Oh, sungguh sebuah nama yang indah dan agung -
Muhammad SAW- bahwa dia disebut bersama Asma-Mu yang Suci, yaa Allah.”
Allah SWT kemudian berkata, “Wahai Qalam, jagalah kelakuanmu!
Nama ini adalah namaKekasih-Ku, dari Nurnya Aku menciptakan Arsy, Qalam dan Lawhul Mahfuzh; jadi engkau juga diciptakan dari Nur-nya.
Jikabukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun.” Ketika Allah SWT telah mengucapkan kalimat tersebut, Qalam itu terbelah dua karena takutnya terhadap Allah SWT, dan tempat dari mana ucapannya tadi keluar menjadi tertutup/terhalangi dan hingga kini ujungnya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak lagi menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. Oleh sebab itu, jangan sampai ada satu orang pun yang gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci SAW, atau menjadi lalai dalam mengikuti suri teladan beliau yang baik, atau membangkang dan meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.
(Inilah rahasia lam alif) Dan ketika Musa berkata kepada muridnya,
"Aku tidak akan berhenti sebelum aku sampai pada pertemuan dua sungai
atau aku akan berjalan terus hingga bertahun-tahun." [Al-Kahfi, 18:60]
Kemudian Allah SWT memerintahkan Qalam untuk menulis.
“Apa yang harus aku tulis, Ya Allah?” tanya Qalam.
Kemudian Rabbal`Alamin berkata, “Tulislah semua yang akan terjadi sampai
Hari Pengadilan!”
Qalam berkata, “Ya Allah, dari mana aku harus memulai?”
Allah SWT berfirman, “Kamu harus memulai dengan kata-kata ini,
Bismillah al-Rahmaan al-Rahiim.”
Dengan rasa hormatdan takut yang sempurna, kemudian Qalambersiap untuk menulis kata- kata itu pada Lawhul Mahfuzh, dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam waktu 700 tahun. Ketika Qalam telah menulis kata-kata itu, Allah SWT berbicara dan berkata,
“Engkau telah memakan waktu 700 tahun untuk menulis tiga Nama-Ku;
Nama Keagungan-Ku, Kasih Sayang- Ku dan Empati-Ku.
Tiga kata-kata yang penuh
berkah ini Aku buat sebagai hadiah bagi umat Kekasih-Ku Muhammad SAW.” Dengan Keagungan-Ku, Aku berjanji bahwa
bilamana hamba mana pun dari umat ini
menyebutkan kata ‘Bismillaah’ dengan niat
yang murni, Aku akan menulis 700 tahun
pahala yang tak terhitung untuknya, dan 700
tahun dosa akan Ku hapuskan.” Kemudian bagian keempat dari Nur itu, Aku
bagi lagi menjadi empat bagian: Dari bagian yang pertama Aku ciptakan
Malaikat Penyangga Arsy (hamalat al-`Arsy); Dari bagian kedua Aku telah ciptakan Kursi,
majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga
Singgasana Ilahiah, `Arsy); Dari bagian ketiga Aku ciptakan seluruh
malaikat langit lainnya; Dan bagian keempat Aku bagi lagi menjadi
empat bagian: dari bagian pertama, Aku membuat semua
langit; dari bagian kedua, Aku membuat bumi-bumi; dari bagian ketiga, Aku membuat Jin dan api. Bagian keempatnya Aku bagi lagi menjadi
empat bagian: dari bagian pertama, Aku membuat cahaya
yang menyoroti muka kaum beriman; dari bagian kedua Aku membuat cahaya di
dalam hati mereka, merendamnya dengan
ilmu ilahiah; dari bagian ketiga, Ku-ciptakan cahaya bagi
lidah mereka yang adalah cahaya Tawhid (Hu
Allahu Ahad); dan dari bagian keempat, Aku membuat
berbagai cahaya dari ruh Muhammad SAW. Ruh yang cantik ini diciptakan 360.000 tahun
sebelum penciptaan dunia ini. Ruh itu dibentuk dengan sangat cantik dan
dibuat dari bahan yang tak terbandingkan. Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya
dibuat dari kerendahan hati. Matanya dari kesederhanaan dan kejujuran,
dahinya dari kedekatan (kepada Allah SWT). Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari
kesungguhan. Pipinya dari cinta dan kehati-hatian, Perutnya dari tirakat terhadap makanan dan
hal-hal keduniaan. Kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus. Hatinya yang mulia dipenuhi dengan rahman. Ruh yang penuh kemuliaan ini diajari dengan
rahmat dan dilengkapi dengan adab semua
kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan
risalah-Nya dan kualitas kenabiannya
dipasang. Kemudian Mahkota Kedekatan Ilahiah
dipasangkan pada kepalanya yang penuh
berkah, masyhur dan tinggi di atas semua
lainnya, didekorasi dengan Rida Ilahiah dan
diberi nama Habibullah (Kekasih Allah SWT) yang murni dan suci. Dua belas Hijab Allah SWT menghiasi Nur Muhammad
SAW {Basmalah=786, 7+8+6=21, 12 adalah
bayangan cermin dari 21, 12 Bulan, 12 Rabiul
Awal, 12 suku, 12 menunjukkan Penuntasan} Sesudah itu Allah SWT menciptakan dua belas
hijab. Pertama adalah Hijab Kekuatan di mana Ruh Nabi SAW bermukim (tinggal) selama 12.000
tahun, membaca Subhana rabbi al-’ala (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi). Kedua adalah Hijab Kebesaran di mana dia ditutupi selama 11.000 tahun, mengucapkan, Subhanal ’Alim ul-Hakim (Maha Suci Rabb- ku, Yang Maha Mengetahui dan Maha
Bijaksana). Dia dipingit selama 10.000 tahun dalam Hijab Kebaikan, mengucapkan Subhana man huwa da’im, la yaqta (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Abadi, Yang Tidak Berakhir). Hijab keempat adalah Hijab Rahmat, di situ ruh mulia itu tinggal selama 9.000 tahun,
memuja Allah SWT dengan mengucapkan, Subhana-rafi’-al-`ala (Maha Suci Rabb-ku Yang Ditinggikan, Maha Tinggi). Hijab kelima adalah Hijab Nikmat, dan di situ ruh tinggal selama 8.000 tahun,
mengagungkan Allah SWT dengan
mengucapkan, Subhana man huwa qa’imun la yanam. (Maha Suci Rabb-ku Yang Selalu Ada, Yang Tidak Tidur). Hijab keenam adalah Hijab Kemurahan; di mana dia tinggal selama 7.000 tahun, memuja, Subhana-man huwal-ghaniyu la yafqaru (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang
Tidak Pernah Menjadi Miskin). Kemudian diikuti hijab ketujuh, Hijab Kedudukan. Di sini ruh yang tercerahkan itu tinggal selama 6.000 tahun, memuja Allah SWT
dengan mengucapkan, Subhana man huwal Khaliq-an-Nur (Maha Suci Rabb-ku Maha Pencipta, Sang Cahaya). Berikutnya, Dia menyelimutinya dengan hijab
kedelapan, Hijab Petunjuk di mana dia tinggal selama 5.000 tahun, memuja Allah SWT
dan berkata, Subhana man lam yazil wa la yazal. (Maha Suci Rabb-ku Yang Keberadaan- Nya Tak Pernah Berhenti, Yang Tidak Musnah). Kemudian diikuti hijab kesembilan, yaitu Hijab Kenabian di mana dia tinggal selama 4.000 tahun, mengagungkan Allah SWT dengan
mengucapkan, Subhana man taqarrab bil- qudrati wal-baqa. (Maha Suci Rabb-ku yang Mengajak Dekat dengan Maha Kuat dan Maha
Langgeng). Kemudian datang Hijab Keunggulan, hijab kesepuluh di mana ruh yang tercerahkan ini
tinggal selama 3.000 tahun, membaca puji-
pujian untuk Pencipta dari Semua Sebab,
mengucapkan, Subhana dzil-’arsyi ‘amma yasifun. (Maha Suci Rabb-ku Pemilik Singgasana Di atas Semua Karakter Yang
Dilekatkan Kepada-Nya). Hijab kesebelas adalah Hijab Cahaya. Di sana dia tinggal selama 2.000 tahun, berdo`a, Subhana dzil-Mulk wal-Malakut. (Maha Suci Rabb-ku Maha Raja semua Kerajaan Langit dan
Bumi). Hijab kedua belas adalah Hijab Perantaraan (Syafa’at), dan di sana dia tinggal selama
1.000 tahun, mengucapkan, Subhana-rabbi al-’azhim (Maha Suci Rabb-ku, Maha Anggun). Penciptaan AHMAD SAW Tercinta Setelah itu Allah SWT menciptakan sebuah
pohon yang dikenal sebagai Pohon Kepastian. Pohon ini memiliki empat cabang. Dia
menempatkan ruh yang diberkahi tadi pada
salah satu cabang, dan dia terus menerus
memuja Allah SWT selama 40.000 tahun,
mengucapkan, Allahu dzul-Jalaali wal-Ikram.
(Allah SWT, Pemilik Keperkasaan dan Kebaikan). Setelah dia memuja-Nya dengan cara demikian
itu, dengan pepujian yang banyak dan
beragam, Allah SWT menciptakan sebuah
cermin, dan Dia meletakannya sedemikian
hingga menghadap ruh Habibullah {Rahasia
Nomor 11}, dan memerintahkan ruh tersebut untuk memandangi cermin itu. Ruh itu melihat ke dalam cermin dan melihat
dirinya terpantul sebagai pemilik bentuk yang
paling cantik, indah dan sempurna. Dia kemudian membaca lima kali, Syukran
lillahi ta’ala (terima kasih kepada Allah SWT,
Maha Tinggi Dia), dan tersungkur dalam posisi
sujud di hadapan Rabb-nya. Dia tetap bersujud
seperti itu selama 100 tahun, mengucapkan
Subhanal-aliyyul-azhim, wa la yajhalu. (Maha Suci Rabb-ku Maha Tinggi, Maha Anggun, Yang
Tidak Mengabaikan Apapun); Subhanal-halim
alladzi la yu’ajjalu. (Maha Suci Rabb-ku Maha
Toleran, Yang Tidak Tergesa-gesa); Subhanal-
jawad alladzi la yabkhalu. (Maha Suci Rabb-ku
Maha Pemurah Yang Tidak Pelit). Karena itulah Penyebab (adanya) makhluk
mewajibkan umat Muhammad SAW untuk
melakukan sujud (sajda) lima kali dalam
sehari – lima shalat - dalam kurun waktu
siang hingga malam. Ini adalah sebuah hadiah
kehormatan bagi umat Muhammad SAW. Dari Nur Muhammad SAW Berikutnya Allah SWT menciptakan sebuah
lampu jamrud hijau dari Cahaya, dan dilekatkan pada pohon tadi, melalui
seuntai rantai cahaya. Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad
SAW di dalam lampu itu dan
memerintahkannya untuk memuja Dia dengan
Nama Paling Indah (Asma al-Husna). Perintah itu dilakukannya, dan dia mulai
membaca setiap satu dari Nama itu selama
1.000 tahun. Ketika dia sampai kepada Nama ar-Rahman (Maha Kasih), pandangan ar- Rahman jatuh kepadanya dan ruh itu mulai
berkeringat karena kerendahan hatinya. Tetesan keringat jatuh dari dirinya, setiap
tetes beraroma mawar berubah menjadi ruh
seorang nabi menjadi nabi dan rasul. Mereka semua berkumpul di sekitar lampu di
pohon itu, dan Allah Azza wa Jalla berkata
kepada Nabi Muhammad SAW, “Lihatlah! Ini
sejumlah besar nabi yang Aku ciptakan dari
tetesan keringatmu yang menyerupai
mutiara.” Mematuhi perintah itu, dia memandangi
mereka, dan ketika cahaya mata itu
menyentuh/menyinari objek tersebut, maka
ruh para nabi itu sekonyong-konyong
tenggelam dalam Nur Muhammad SAW, dan
mereka berteriak, “Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan cahaya?” Allah SWT menjawab mereka, “Ini adalah
Cahaya dari Muhammad SAW Kekasih-Ku, dan
jika kalian akan beriman kepadanya dan
menegaskan risalah kenabiannya, Aku akan
menghadiahkan kepada kalian kehormatan
berupa kenabian.” Dengan itu, semua ruh para nabi itu
menyatakan iman mereka kepada
kenabiannya, dan Allah SWT berkata, “Aku
menjadi saksi terhadap pengakuanmu ini,”
dan mereka semua setuju. Sebagaimana
disebutkan di dalam al Quran yang Suci: Dan ketika Allah SWT bersepakat dengan para
nabi itu : Bahwa Aku telah memberi kamu
Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang
kepadamu seorang Rasul yang menegaskan
kembali apa-apa yang telah apa padamu–
kamu akan beriman kepadanya dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia
berkata. Dan apakah kamu menerima beban-
Ku kepadamu dengan syarat seperti itu.
Mereka berkata, ‘Benar kami setuju.’ Allah
SWT berkata, ‘Bersaksilah demikian, dan
Aku akan bersama kamu di antara para saksi.’ [Ali Imran, 3:81] Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali
melanjutkan bacaan Asma ul-Husna lagi. Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya mulai berkeringat sekali lagi
karena intensitas dari al- Qahhar itu, dan dari
butiran keringat itu Allah SWT menciptakan ruh para malaikat yang diberkati . Dari keringat pada mukanya, Allah SWT
menciptakan Singgasana dan Hadirat Ilahiah, Kitab Induk dan Qalam, matahari, rembulan dan bintang -bintang. Dari keringat di dadanya, Dia menciptakan
para ulama, para syuhada dan para mutaqin. Dari keringat pada punggungnya dibuatlah
Bayt-al-Ma’mur (rumah surgawi), Kabatullah
(Ka’bah), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram
Jerusalem), dan Rawdha-i-Mutahharah
(kuburan Nabi Suci SAW di Madinah), begitu
juga semua mesjid di dunia ini. Dari keringat pada alisnya dibuat semua ruh
kaum beriman, dan dari keringat punggung
bagian bawahnya (sulbi, coccyx) dibuatlah
semua ruh kaum tak-beriman, pemuja api dan
pemuja patung. Dari keringat di kakinya dibuatlah semua
tanah dari timur ke barat, dan apa-apa yang
berada di dalamnya. Dari setiap tetes keringat
itulah ruh orang beriman atau tak-beriman
dibuatnya. Itulah sebabnya Nabi Suci SAW
disebut juga sebagai “Abu Arwah ”, Ayah para Ruh. Semua ruh ini berkumpul
mengelilingi ruh Muhammad SAW, berputar mengelilinginya dengan puji-pujian dan
pengagungan selama 1.000 tahun; kemudian Allah SWT memerintahkan ruh-ruh
itu untuk memandang ruh Muhammad SAW.
Ruh-ruh tersebut mematuhinya. Siapa Memandang kepada Ruh Muhammad
SAW Nah, di antara mereka yang pandangannya
jatuh pada kepalanya ditakdirkan menjadi raja
dan kepala negara di dunia ini. Mereka yang
memandang pada dahinya menjadi pemimpin
yang adil. Mereka yang memandang matanya
akan menjadi hafiz Kalimat Allah SWT (yaitu seorang yang memegangnya ke dalam
ingatannya). Mereka yang memandang alisnya
akan menjadi pelukis dan artis. Mereka yang
memandang telinganya akan menjadi orang
yang menerima peringatan dan nasihat.
Mereka yang melihat pipinya yang penuh berkah menjadi pelaksana karya yang bagus
dan pantas. Mereka yang melihat mukanya
menjadi hakim dan pembuat wewangian, dan
mereka yang melihat bibirnya yang penuh
berkah menjadi menteri. Barang siapa melihat mulutnya akan menjadi
orang yang banyak berpuasa. Barangsiapa
yang melihat giginya akan menjadi kelihatan
bagus/cantik, dan siapa yang melihat lidahnya
akan menjadi utusan/duta raja-raja. Barang
siapa melihat tenggorokannya yang penuh berkah akan menjadi khatib dan mu’adzin
(yang mengumandangkan adzan). Barang
siapa memandang janggutnya akan menjadi
pejuang di jalan Allah SWT. Barang siapa
memandang lengan atasnya akan menjadi
seorang pemanah atau pengemudi kapal laut, dan barang siapa melihat lehernya akan
menjadi usahawan dan pedagang. Siapa yang melihat tangan kananya akan
menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang
melihat tangan kirinya akan menjadi seorang
pembagi (yang menguasai timbangan dan
mengukur catu kebutuhan hidup). Siapa yang
melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat
belakang tangannya akan menjadi kolektor.
Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan
kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang
melihat ujung jari tangan kanannya akan
menjadi seorang kaligrafer, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi
seorang pandai besi. Siapa yang melihat dadanya yang penuh
berkah akan menjadi seorang terpelajar,
meninggalkan keduniaan (zuhud) dan berilmu.
Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi
seorang yang rendah hati dan patuh pada
hukum syariat. Siapa yang melihat sisi badanya yang penuh berkah akan menjadi
seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya
akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang
melihat lutut kanannya akan menjadi orang
yang melaksanakan ruku dan sujud. Siapa
yang melihat kakinya yang penuh berkah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa
yang melihat telapak kakinya menjadi orang
yang suka bepergian. Siapa yang melihat
bayangannya akan mejadi penyanyi dan
pemain saz (lute). Semua yang memandang
tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja
patung. Mereka yang tidak memandang sama
sekali akan menjadi orang akan menyatakan
bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Namrud,
Fir’aun dan sejenisnya. Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris. Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan
rasul; Di baris kedua ditempatkan ruh para orang
suci, para sahabat Allah SWT; Di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki-
laki dan perempuan; Di baris keempat berdiri ruh kaum tak-
beriman. Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di
Hadirat Allah SWT sampai waktu mereka tiba
untuk dikirim ke dunia fisik. Tidak seorang pun tahu kecuali Allah SWT yang
tahu berapa selang waktu dari waktu
diciptakannya ruh penuh berkah Nabi
Muhammad SAW sampai diturunkannya dia
dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu. Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad SAW
bertanya kepada Malaikat Jibril AS, “Berapa
lama sejak engkau diciptakan?” Malaikat itu menjawab, “Ya Rasulullah, aku
tidak mengetahui jumlah tahunnya, yang aku
tahu bahwa setiap 70.000 tahun seberkas
cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari
belakang kubah Singgasana Ilahiah; sejak
waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12.000 kali.” “Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?”
tanya Muhammad SAW. “Tidak, aku tidak tahu,” malaikat itu
berkata. “Itu adalah Nur ruhku dalam dunia
ruh,” jawab Nabi Suci SAW.
Pertimbangkanlah kemudian, berapa besar
jumlah itu, jika 70.000 dikalikan 12.000! Sumber tulisan : http://nurmuhammad.com/ NurNabi/creationlightofmuhammad.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar