Jumat, 06 November 2015

Awal ciptaan makhluk (Manusia) dan Nur Muhammad

Dibawah ini merupakan petikan dari Buku "Sirrul Asrar" 
oleh As-Syeikh Abdul Kadir Al-Jailani, muka surat 10 hingga 16.

Makhluk yang pertama yang di ciptakan oleh Allah adalah Ruh Muhammad saw. 
Ia diciptakan daripada cahaya 'Jamal' Allah. 
Sebagaimana firman Allah di dalam hadis Kudsi 
"Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya Zat Ku". 

Nabi Muhammad saw, juga bersabda:
 "Yang pertama diciptakan oleh Allah ialah ruh ku. 
Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah cahaya ku.
Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah qalam.
 Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah akal". 
Ruh, cahaya, qalam dan akal pada dasarnya adalah satu iaitu hakikat Muhammad. 

Hakikat Muhammad di sebut "nur", kerana bersih dari segala kegelapan yang menghalangi untuk dekat kepada Allah sebagaimana firman Allah 
"Telah datang kepada mu cahaya dan kitab penerang dari Allah". 

Hakikat Muhammad di sebut juga akal, kerana ia yang menemukan segala sesuatu. 
Hakikat Muhammad disebut qalam kerana ia yang menjadi sebab perpindahan ilmu 
(seperti halnya mata pena sebagai pengalih ilmu di alam huruf pengetahuan yang tertulis). 

Ruh Muhammad adalah ruh yang termurni sebagai makhluk pertama 
dan asal seluruh makhluk sesuai dengan sabda Rasulullah saw: 
"Aku dari Allah dan orang-orang mukmin dari aku". 
Dan dari ruh Muhammad itulah, Allah menciptakan semua ruh di alam 'Lahut' 
dalam bentuk yang terbaik yang hakiki. 
Itulah nama seluruh manusia di alam Lahut.

Alam Lahut adalah negeri bagi seluruh manusia. 
Allah menciptakan Arasy dari cahaya zat Muhammad saw. 
Bagitu juga makhluk lain berazal dari zat Muhammad. 
Selanjutnya ruh-ruh di turunkan ke alam yang terendah, 
di masukan pada makhluk yang terendah iaitu jasad. 

Sebagaimana firman Allah "Kemudian Aku turunkan manusia ke tempat yang terendah" Proses turunnya adalah setelah ruh diciptakan di alam Lahut, 
maka di turunkan ke alam Jabarut dan di balut dengan cahaya Jabarut. 
Sebagai pakaian antara dua haram lapis kedua ini di sebut ruh 'Sultani'. 
Selanjutnya ia di turunkan lagi ke alam Malakut dan di balut dengan cahaya Malakut 
yang di sebut ruh 'Ruhani'. 

Kemudian di turunkan lagi ke alam Mulki dan di balut dengan cahaya Mulki. 
Lapis ke empat ini di sebut ruh 'Jismani'. 
Selanjutnya Allah ciptakan badan (jasad) dari Mulki (bumi), sebagaimana firman Allah: 

"Dari bumi aku mencipta kamu. 
Kepada bumi aku mengembalikan mu. 
Dan dari bumi pula lah aku mengeluarkan mu". 
Setelah terujud jasad, Allah memerintahkan ruh agar masuk ke dalam jasad, 
maka ruh masuk ke dalam jasad, sebagaimana firman Allah: 
"Ku tiupkan ruh dari Ku ke dalam jasad". 
Ketika ruh berada di dalam jasad, ruh lupa akan perjanjian awal di alam Lahut iaitu 
hari perjanjian: 
"Bukankah Aku ini tuhan mu" Ruh menjawab,
 "Benar, engkau adalah Tuhan kami".

Kerana ruh lupa pada perjanjian awal, 
maka ruh tidak dapat kembali ke alam Lahut sebagai tempat asal. 
Kerana itu, dan kasihnya Allah menolong mereka (manusia) dengan menurunkan 
kitab-kitab samawi sebagai peringatan tentang negeri asal mereka, 
sesuai dengan firman Allah 

"Berikanlah peringatan pada mereka tentang hari-hari Allah", 
iaitu hari pertemuan antara Allah dengan seluruh arwah (ruh) di alam Lahut. 
Lain halnya dengan para nabi, mereka datang ke bumi dan kembali ke akhirat, 
badannya di bumi, sedangkan ruhnya berada di negeri asal kerana adanya peringatan ini. 

Sangat sedikit orang yang sedar dan kembali serta berkeinginan 
dan sampai ke alam asal mereka. 
Kerana sedikitnya manusia yang mampu kembali ke alam asal, 
maka Allah melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad Rasulullah, 
penutup penunjuk jalan dari kesesatan ke alam terang. 
Ia di tulis untuk mengingatkan mereka yang lupa membuka hatinya. 
Nabi mengajak manusia agar kembali dan sampai serta bertemu dengan 'Jamal Allah' 
yang azali, sesuai dengan firman Allah:
 "Katakanlah, 
Ini adalah jalan Ku. 
Aku mengajak ke jalan Allah dengan pandangan yang jelas. 
Aku dan para pengikut Ku". 

Nabi bersabda 
"Para sahabat ku seperti bintang-bintang, 
mengikut yang mana pun kamu akan mendapat petunjuk".

Pada ayat tadi di jelaskan bahawa Nabi mengajak manusia kembali kepada Allah 
dengan pandangan yang jelas, yang di dalam Al-Quran di sebut 'basyirah'. 

Basyirah adalah dari ruh asli yang terbuka pada 'Mata Hati' bagi para aulia. 
Basyirah tidak akan terbuka hanya dengan Ilmu Zahir saja, 
tetapi untuk membukanya harus dengan Ilmu Ladunni Batin 
(ilmu yang langsung dari Allah). 

Sesuai dengan firman Allah "Kepada dia Ku berikan ilmu yang langsung dari Ku". 
Untuk menghasilkan basyirah, manusia mengambilnya dari ahli basyirah 
dengan mengambil talqin dari seorang wali mursyid yang telah berkomunikasi 
dengan alam lahut. 

Wahai saudara ku, masuklah pada 'tariq' (jalan kembali kepada Allah) 
dan kembalilah kepada Tuhan mu bersama golongan ahli ruhani. 
Waktu sangat sempit, 
jalan hampir tertutup dan sulit tempat untuk kembali ke negeri asal (Alam Lahut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar