sampai akhir jaman,
bila hanya Syari'at yg dibahas tdk akan ada akhir dan ujungnya.
walaupun seluruh air lautan dijadikan tintanya dan
seluruh pepohonan dijadikan penanya,
tak kan mampu menulis semua ilmu tentang syari'at tersebut.
jadi kita hanyalah disuruh untuk berbuat
atas dasar petunjuk yg ahli dibidangnya (agama Islam tentunya)
siapakah dia sang ahli tersebut...???
Dialah Rasulullah beserta Para Pewarisnya
(Waliullah, Mursyidana, Ulama Warisyatul anbya)
sedangkan Rasulullah menurunkan ilmu kepada para Sahabat dan Pewarisnya
tdk hanya Ilmu Syari'at,
akan tetapi lengkap dgn Ilmu Hakikatnya.
akan tetapi ilmu hakikat tidak bisa dipelajari
sebagaimana kita mempelajari ilmu Syari'at,
karena sifatnya yg tersembunyi dan
hanya orang2 yg benar2 berniat mencarinya saja dan
diberi petunjukNya yg akan dipertemukan dgn ilmu hakikat tersebut.
SYARI'AT, THAREKAT, HAKIKAT, MA'RIFAT.
----------------------------------------------------------
- SYARI'AT (hukum yg mengatur);
- TAREKAT (suatu jalan atau cara);
~ sebagai suatu tahapan dalam perjalanan spiritual menuju ALLAH Al-HAQQ;
- HAKIKAT (Kebenaran yg essensial), dan
- MA'RIFAT
(mengenal ALLAH dengan sebenar-benarnya, baik Asma, Sifat, maupun Af'al-Nya).
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Inna haadzaa lahuwa haqqu alyaqiini, fasabbih biismi rabbika al'azhiimi.."
= Sungguh, yg demikian itu adalah hakikat yg meyakinkan maka bertasbihlah
dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Maha Besar."
(QS Al-Waqiah [56]: 95-96)
"Fadzaalikumu allaahu rabbukumu alhaqqu famaatsaa ba'da alhaqqi illaa aldhdhalaalu fa-annaa tushrafuuna.."
= Maka ikutilah DIA Tuhanmu yang hakiki.
Tidak ada sesudah kepastian itu melainkan kesesatan.
Tetapi bagaimanakah kamu dapat dipalingkan dari kebenaran?
(QS Yunus [10]: 32)
Ilmu "HAKIKAT" ini termasuk ilmu Maknun (Ilmu yg tersimpan)
yg tidak boleh disebarkan kecuali kepada ahlinya,
karena mengandung unsur yg membahayakan bagi orang awam (kebanyakan),
sebagaimana yg diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. berikut ini:
"Saya meriwayatkan dari Rasulullah Saw. dua wadah ilmu:
salah satunya telah saya sebarkan kepada kalian,
adapun yg kedua seandainya saya sebarkan kepada kalian,
niscaya kalian akan mengasah pisau utk memotong leherku ini / halal darahku."
(dua wadah itu ialah Syariat dan Hakikat)
Al-Ghazali menegaskan bhw Ilmu HAKIKAT termasuk ilmu rahasia
yg kelihatannya bertentangan dgn Ilmu yari'at,
namun hakekatnya tidaklah bertentangan.
Ilmu ini, yg tdk boleh ditulis dan tdk boleh disebar-luaskan secara umum,
tetapi harus disembunyikan kecuali kpd org2 yg terpercaya (yg dpt menyimpan amanah),
sebagaimana yg diungkapkan oleh Imam Ali Zainuddin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib.
"Banyak Ilmu bagaikan mutu manikam.
Seandainya aku sebar-luaskan,niscaya orang-orang menganggapku
termasuk para penyembah berhala, dan banyak tokoh kaum Muslimin
menganggap halal darahku hingga mereka menganggap membunuhku itu lebih baik.
" HAKIKAT..juga disebut 'lubb' ("dalam", "saripati", "inti")
kaitannya dgn sebuah frase Al-Qur'an (dlm surah Al-Qashash ayat 29, dan ayat2 lain).
Ulul Albab (org yg memiliki pengetahuan yg mendalam),
yakni mereka yg memiliki pandangan atau pengertian ttg HAKIKAT.
Kaitannya dgn hal ini terdapat pada pepatah Sufi,
"Untuk mencapai Hakikat (inti),
Anda harus mampu menghancurkan kulit",
yg mengandung pengertian bhw paham eksoterisme (perwujudan),
melampaui batas-batas pemahaman eksoteris,
karena esensi melampaui bentuk-bentuk luaran yg mana
ia tdk dpt direduksikan kpd bentuk luaran yang bersifat eksoterik.
Lebih lanjut dpt dilihat dari uraian "SYARIAT".
Secara sederhana kita ambil contoh ibadah Shalat
yg menjadi inti daripada hakekat hidup kita sekalian.
yaitu
" Hakekat hidup adalah ibadah kpd Allah SWT (liya'buduni)..,
sedangkan ibadah yg paling pokok dan utama adalah Shalat...!
SHALAT :
- SYARI'AT-nya adalah memenuhi kewajiban.
Sesuai dgn firman-Nya; " Inna alshshalaata kaanat 'alaa almu'miniina kitaaban mawquutaan.."
"Bahwa sesungguhnya shalat itu diwajibkan atas orang2 mukmin
pd waktu-waktu yg sdh ditentukan."
(QS An-Nisaa [4]:103).
- TAREKAT-nya adalah memberi pengaruh pada sikap dan membekas pada perbuatan.
- HAKIKAT-nya...adalah zikir (ingat/hubungan/beserta) kpd ALLAH SWT.
Sebagaimana firman-Nya:
"Innanii anaa allaahu laa ilaaha illaa anaa fau'budnii wa-aqimi alshshalaata lidzikrii.."
= Sungguh, AKU inilah ALLAH, tiada Tuhan melainkan AKU.
Maka sembahlah AKU dan tegakkanlah shalat ini utk zikir kepada-KU."
(QS Thaha [20]:14)
- MAKRIFAT-nya adalah mi'raj ruhani kehadirat Ilahi.
"Shalat adalah Mi'raj-nya orang2 yg beriman."
(HR Baihaqi dan Muslim)
#renungan_jelang_siang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar