Saudara, Apa sih perbedaan
‘TUHAN bersemayam di arsyNYA’ diakhirat nanti dengan ‘TUHAN ada di dalam “kamar”NYA’ di dunia sekarang?
Dengan mencoba menempatkan TUHAN dalam kamarNYA
setidaknya memudahkan kita untuk menemuiNYA,
buatlah jalan semudah mungkin untuk menemuiNYA dan
bukankah TUHAN tidak suka orang menjadi sulit atau
mempersulit orang untuk menemuiNYA?
Lalu kalau TUHAN ada di dalam kamarNYA,
apakah secara gampang dan sembarangan anda bisa menjumpaiNYA?
Anda harus berusaha mempersiapkan diri untuk bisa diterima dalam daftar tamu TUHAN.
Jika kita bandingkan dengan seorang presiden saja misalnya,
tidak sembarang orang walau sesama manusia bisa menjumpai presiden karena jabatannya. Oleh protokoler kepresidenan mungkin anda akan ditanyai untuk kepentingan apa anda menghadap beliau, oleh paspampres anda mungkin diselidiki siapa dan dari mana anda sesungguhnya.
Untuk masuk ke istananya saja anda harus melewati metal detector dan setelah diyakini anda “bersih” baru anda di izinkan masuk.
Kalau demikian prosedur jumpa presiden, apalagi prosedur jumpa TUHAN?!
TUHAN ada di dalam kamarNYA siap untuk dijumpai.
TUHAN maha suci, maka yang sucilah yang bisa menjumpaiNYA,
TUHAN maha bersih maka yang bersihlah yang diizinkan masuk.
TUHAN maha pengasih lagi maha penyayang,
maka orang orang yang terkasihlah dan
orang orang yang tersayanglah yang diperbolehkan memasuki kamarNYA,
orang orang yang paling dicintalah yang dipersilahkan masuk kebilikNYA.
Tak banyak orang yang dapat predikat ini saudara.
Tak mungkin yang maha bersih menerima yang kotor!
Yang maha suci menerima yang hina!
Kalau diakhirat TUHAN bersemayam di arsy,
mungkin di dunia anda boleh menyiapkan sebuah kamar untuk TUHAN
agar anda bisa belajar dan berlatih berusaha untuk menjumpaiNYA walau temen saya pernah mengatakan bahwa TUHAN itu tidak suka dikurung.
Ini bisa dalam arti yang sebenarnya didunia.
Jika di dunia anda tak pernah jumpa,
jangan harap di akhirat anda bisa ketemu.
Sori, gak kenal! mungkin demikian kata TUHAN kelak.
Merujuk tulisan ‘lebih nikmat dari surga’ adalah
memandang wajah ALLAH itu sendiri,
maka sudah seharusnyalah kita menjadikan
‘menjumpai TUHAN di kamarNYA = memandang wajah ALLAH di arsyNYA’
sebagai ‘dream’ terbesar kita dalam hidup ini,
dimulai hari ini,
disini,
didunia ini.
BAQABILLAH !!!
Tiap tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Nya [Al-Qur'an S. Qashas : 88]
Hadist Rasulullah SAW
"Arafukum birabbihi 'arafukum binafsihi" :
orang yg bermakrifat kepada Allah,
adalah yg lebih mengerti/kenal terhadap dirinya.
Pepatah sufi “Qalb al-mukmin bait Allah”
(Hati seorang mukmin adalah tempat kediaman Tuhan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar