Selasa, 03 November 2015

ILMU LEBIH BAIK DARI PADA HARTA.

Diriwayatkan suatu hari sepuluh orang terpelajar mendatangi Imam Ali ra. 
Mereka ingin mengetahui mengapa ilmu lebih baik daripada harta dan 
mereka meminta agar masing-masing dari mereka diberikan jawaban yang berbeda. 
Imam Ali ra menjawab sebagaimana berikut:

[1] Ilmu adalah warisan Nabi, sebaliknya harta adalah warisan Firaun. Sebagaimana Nabi lebih unggul daripada Firaun, maka ilmu lebih baik daripada harta.

[2] Engkau harus menjaga hartamu, tetapi Ilmu akan menjagamu. 
Maka dari itu, Ilmu lebih baik daripada harta.[3] Ketika Ilmu dibagikan ia semakin bertambah. Ketika harta dibagikan ia berkurang. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.

[4] Manusia yang mempunyai banyak harta memiliki banyak musuh, sedangkan manusia berilmu memiliki banyak teman. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.

[5] Ilmu menjadikan seseorang bermurah hati karena pandangannya yang luas, sedangkan manusia kaya dikarenakan kecintaannya kepada harta menjadikannya sengsara. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.

[6] Ilmu tidak dapat dicuri, tetapi harta terus-menerus terekspos oleh bahaya akan pencurian. Maka, ilmu lebih baik daripada harta.

[7] Seiring berjalannya waktu, kedalaman dan keluasan ilmu bertambah. 
Sebaliknya, timbunan dirham menjadi berkarat. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.

[8] Engkau dapat menyimpan catatan kekayaanmu karena ia terbatas, tetapi engkau tidak dapat menyimpan catatan ilmumu karena ia tidak terbatas. Untuk itulah mengapa ilmu lebih baik daripada harta.

[9] Ilmu mencerahkan pikiran, sementara harta cenderung menjadikannya gelap. Maka dari itu, ilmu lebih baik dari pada harta.

[10] Ilmu lebih baik daripada harta, karena ilmu menyebabkan Nabi berkata kepada Tuhan “Kami menyembah-Nya sebagaimana kami adalah hamba-hamba-Nya”, 
sementara harta membahayakan, 
menyebabkan Firaun dan Nimrud bersikap congkak 
dengan menyatakan diri mereka sebagai Tuhan.
*********
Sumber artikel:
Dikutip dari buku berjudul “Hadrat Ali r.a.”, Oleh Prof. Madud-ul-Hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar