Senin, 02 November 2015

IQBAL.

Metoda pengajaran seperti Metoda Proyek sepanjang bertopang kepada
kegiatan yang tertuju kepada sasaran , lebih besar kemungkinannya 
untuk mengembangkan sikap intelektual yang tepat daripada berbagai
metoda pengajaran tradisional yang lebih  mengutamakan ingatan
serta cara belajar yang pasif. 
Oleh karena itu sasaran pendidikan intelektual seyogyanya ialah
membangkitkan sikap kritis dan radikal , yaitu terus bertanya dan
tidak begitu saja menerima suatu pandangan atas dasar kepercayaan
belaka.
Oleh karena itu - menurut pandangan ini - kepenasaran intelektual
dan pencarian akan kebenaran lebih penting dari kebenaran itu sendiri.

"Akankah kau anggukkan saja kepala
 pada kicauan burung bayan budiman ?

 Janganlah kau begitu saja percaya ,
 coba  belajar barang sedikit meragu ?".

Iqbal menukil pula ungkapan pujangga Parsi tenar Jalaluddin Rumi
dengan penuh kekaguman :

"Lemparkan pengetahuan dan rangkumlah kekaguman :
 Pengetahuan kadang bertopang pada praduga
 sedang  kekaguman melahirkan tilikan".

Betapapun Iqbal percaya akan pentingnya intelek  dan pengetahuan,
namun ia tidak begitu saja terperosok pada pemujaan intelek
yang cenderung hanya mengungkapkan pandangan yang menyebelah
tentang Realita - sebagaimana dapat kita temukan pada beberapa  
failasuf Barat - dan di lain fihak  meremehkan nilai serta pentingnya
tindakan seperti terdapat pada beberapa ahli  fikir Timur.

Ia sependapat dengan Bergson yang mengatakan bahwa intelek 
berevolusi meningkat menjadi tindakan dan diabadikan kepada 
tindakan. 
Peranan intelek adalah bagaikan peranan pembantu rumah tangga 
dalam rangka usaha mencapai Tujuan Hidup.
Kata Iqbal : 
"Kita tidak hidup untuk berfikir, melainkan kita berfikir 
  agar kita dapat melangsungkan Hidup".

Hal ini diungkapkan Iqbal dalam karyanya "Rahasia Diri"
("Secret of the Self") sebagai berikut :

"Ilmu pengetahuan adalah pelangsung hidup
  Ilmu pengetahuan adalah alat pemantap diri,
  Ilmu pengetahuan dan Seni mengabdi kehidupan
  Bagaikan hamba sahaya ...
  yang lahir dan bersemayam di atas pangkuan".

K.G. Saiyidain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar