PENDIDIKAN WATAK.
Dalam rangka membandingkan manakah dari kedua hal itu
yang lebih kuat pengaruhnya terhadap pembinaan watak manusia,
dalam bukunya New Roads to Progress (Jalan baru ke arah Kemajuan"),
Schmalhausen mengajukan permasalahan sebagai berikut :
Yang ingin kita ketahui ialah apakah ...
(a) sistem sosial itu demikian buas dan kejam tak berperikemanusiaan,
semata-mata disebabkan karena kebusukan dan kejahatan tersebut
memang telah tersirat dalam 'tabiat manusiawi' dan
tidak terhapuskan lagi , atau sebalikya.
(b) bahwa umat manusia, sepanjang sejarah kemanusiaan ,
telah menampilkan diri sebagai makhluk bergelimang dosa,
justru hingga dewasa telah mendesakkan dan memaksakan
kepadanya suatu perangkat nilai, segudang kebiasaan da tradisi,
suatu teori tentang realitas yang membatasi sambutan manusia;
ini semua memupuk suatu corak kepribadian hasil bentukan
suatu pola kebudayaan yang sempit dan picik.
Setelah mempertimbangkan dengan seksama berbagai pembuktian
yang diajukan para ahli psikologi , dan antropologi,
Schmalhausen akhirnya menyimpulkan ,
bahwa gejolak dan naluri insani, dorongan dan motivasinya ,
mekanisme dan berbagai maksudnya, terutama
mendapatkan pengaruh , pembentukan, penataan kembali
dan pengarahannya di dalam masyarakat,
melalui berbagai lembaga dan daya - kekuatan yang terdapat
di dalamnya, lembaga dan kekuatan sosial itu dipandangnya
jauh lebih potensial dalam pemberian pengaruh ke arah kebaikan
maupun keburukan, dibandingkan dengan apa
yang dapat dibayangkan oleh mereka yang memandang
Ego-pribadi sebagai pusat dan pengelola kehidupan pskhis manusia.
Demikian kesimpulan Schmalhausen.
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar