TATA KEHIDUPAN SOSIAL ISLAM.
Disamping itu seorang ahli sejarah peradaban bangsa Eropa
memberikan suatu gambaran yang hidup mengenai keadaan dunia
yang dipandang telah berperadaban pada saat sekitar
pemunculan Islam dalam panggung sejarah.
Lukisannya itu telah dikutip Iqbal sebagai berikut :
"Agaknya peradaban besar yang telah dibina sejak sepanjang empat ribu
tahun itu telah sampai ke ambang kehancuran dan umat manusia
seperti kembali kepada kehidupan liar-barbar.
Suku-suku dan sekte-sekte saling memerangi dan hukum sepertinya
tidak dikenal sama sekali .
Sanksi-sanksi tradisi lama telah memudar kehilangan dayanya....
Sedang sanksi-sanksi yang diciptakan ajaran Kristen , bukannya
melahirkan kesatuan dan ketertiban di antara mereka, melainkan
bahkan memecah-mecah dan menghancurkannya.
Masa itu merupakan masa penuh tragedi...
Mungkinkah dibangkitkan suatu kebudayaan yang menyelamatkan
peradaban ?
Kebudayaan yang dimaksud , hendaknya bercorak baru,
sebab sanksi-sanksi dan upacara-upacara yang lama telah sirna
kehilangan arti, sedang untuk menciptakan sanksi-sanksi dan
upacara-upacara baru memerlukan waktu berabad-abad ..."
Tokoh Barat dimaksud diatas selanjutnya menambahkan bahwa
sehubungan dengan kondisi seperti itu, untuk menyelamatkan
kehidupan di dunia , sungguh diperlukan suatu kebudayaan baru
yang mampu mengambil - alih "kebudayaan-mahkota",
berpolakan idea pertautan darah.
Dengan penuh keheranan ia mencatat bahwa kebudayaan
yang diharapkannya lahir itu justru muncul di tanah Arab.
Dalam pada itu , Iqbal sebaliknya tidak merasa heran .
"Kehidupan di dunia - kata Iqbal - secara intuitif
menghayati kebutuhannya sendiri dan pada saat - saat yang kritis
ia menentukan sendiri arah mana yang harus dan akan ditempuhnya.
Adalah wajar, bahwa Islam telah memancar melewati ambang sadar
suatu bangsa yang sederhana , belum tersentuh oleh kebudayaan luar
yang tersebar kala itu, suatu bangsa yang bermukim di tempat
tiga benua bertemu ."
Demikian Iqbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar