PENDIDIKAN WATAK.
Memang jelaslah bahwa kita tidak mungkin mendapatkan pembuktian
yang secara logik meyakinkan.
Tidak mungkin pula kita membentangkan pembuktian yang ilmiah
(scientific) untuk mendukung posisi manapun sehubungan
dengan permasalahan tersebut.
Pada akhirnya persoalan itu akan banyak tergantung dari kepercayaan
seseorang tentang berbagai kemungkinan yang tersirat dalam kodrat
manusia serta dari tafsiran tentang berbagai kecenderungan yang telah
terjadi dan berlangsung terus sepanjang evolusi umat manusia.
Dalam mempersoalkan masalah-masalah tersebut patutlah diingat
bahwa suatu cita merupakan semacam petunjuk yang mengisyaratkan
arah yang harus ditempuh .
Sekaligus ia dapat dipandang sebagai tolok ukur seberapa jauh ,
kita telah berhasil.
Suatu cita tidak pernah sepenuhnya teraih, akan tetapi dalam pada itu
ideal tersebut dapat merupakan daya pendorong bagi gerak kita
yang terus melaju menujunya.
Oleh karena itu , kita tidaklah perlu memastikan apakah semua orang
- pria maupun wanita - dapat mencapai citanya itu.
Yang lebih penting ialah hendaknya kita menetapkan ,
apakah cita itu sendiri benar - benar berharga untuk diusahakan ,
memperjuangkan pencapaiannya ,
apakah ia benar - benar merupakan suatu cita-hidup yang berbobot
dan penuh semangat serta menolak corak hidup yang hanya
mementingkan kesenangan sendiri.,
apakah ia merupakan suatu cita- hidup yang mampu memanfaatkan
segala sumber yang dimiliki seorang pribadi mantap guna pencapaian
maksud-maksud luhur dan mulia.
Hanyalah mereka yang menganut ajaran Epikurisme yang sudah
tidak mungkin diperbaiki lagi , serta para penganut ajaran determinisme
yang serba kaku-beku sajalah yang kiranya akan menolak cara hidup
tersebut di atas dan menganggapnya tidak mungkin dilaksanakan ,
bahkan tidak diharapkannya sama sekali.
KG. Saiyidain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar