KESERASIAN JASMANI DENGAN ROHANI.
Para penganut faham materialisme dan biologisme yang berpandangan
picik mungkin saja menolak apa yang dalam al-Qur'an disebut
"Alam-Anfus" (alam jiwani) , akan tetapi mereka tidak akan
mendapatkan dukungan dari ahli filsafat manapun,
juga tidak dari ahli fikir ilmiah yang telah mencapai tahapan
yang lebih tinggi.
Para ilmuwan ("sicientist") akhir-akhir ini - dengan penuh kekaguman-
telah menemukan , bahwa materi yang semula dikenal sebagai benda
padat semata , ternyata dapat mereka ubah wujudnya menjadi enersi
atau elektron , atau
" lebih merupakan semacam proyeksi dari kesadaran si pengamat" saja.
Di antara para ilmuwan tersebut tumbuhlah kecenderungan
untuk menerangkan benda material itu ke dalam peristilahan
yang tak dapat digolongkan ke dalam kategori "materi" sama sekali.
Sebaliknya, kaum idealis yang ekstrim mungkin saja
menolak mengakui realita sebagai "Alam-i-Afaq" (alam bendawi) .
Akan tetapi sulitlah mengesampingkan (menolak) kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri , yaitu bahwa materi itu - dalam rangka
kehidupan praktis - memang ada karena itu harus diperhitungkan
dalam setiap pola pendidikan ang tidak bersifat menyebelah.
Bagi pendidik yang serius muncul persoalan yang mempunyai
jangkauan praktis yang jauh , yaitu :
- Apakah sesungguhnya makna realita bagi kehidupan manusia ?
- Sekiranya , keduanya harus diperhitungkan ,
apakah ia harus lebih menitikberatkan perhatiannya
kepada nilai spiritual atau kepada kebutuhan dan tuntutan
kehidupan material ?
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar