Rabu, 18 November 2015

IQBAL.

PENDIDIKAN WATAK.

Kiranya tidaklah perlu perenungan dan wawasan yang mendalam
untuk menyadari kenyataan , bahwa keseluruhan kehidupan sosial
serta pendidikan kita sekarang ini didominasi oleh suasana ketakutan
serta pengabdian kepada idea-idea yang lancung.

Di rumah , anak-anak sejak kecil telah ditakut-takuti oleh para ibu
dan pengasuhnya yang tidak memahami masalah pendidikan.
Dan bila anak-anak itu kelak telah menjadi besar, mereka dicekam
ketakutan, bukan saja terhadap para penguasa , melainkan bahkan 
terhadap momok dan hantu yang dianggapnya mengincar dari setiap
sudut yang gelap, di rumah , bahkan di mana-mana .
Sedang di sekolah , anak-anak yang masih dalam masa perkembangan 
serta sangat peka terhadap pengaruh dari luar itu tidak jarang diliputi
rasa takut dan gelisah terhadap guru-guru-nya yang dihayatinya sebagai
penguasa-yang bertindak kejam dan sekehendaak hati sendiri.

Sedang dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat , 
mereka menghadapi "tokoh-tokoh" yang selalu curiga dan sabar 
menemui fikiran dan tindakan yang baru dan asli (orisinal), 
yang tercetus dari lubuk hati anak-anak yang menunjukkan kewajaran 
dalam berkata dan bertindak .
Bahkan ucapan dan perbuatannya seperti itu dianggap orang sekitarnya
sebagai menjengkelkan dan  bertentangan dengan segala macam tabu
dan tradisi usang yang masih terus berlaku da dipertahankan dengan gigih.

Malahan pada perguruan tinggi yaang berlabelkan kebebasan mimbar,
angkatan muda itu masih merasakan tirani serta konflik emosional 
yang terpendam, yang makin menekan kehidupan emosionalnya serta
kebebasannya untuk menyatakan diri.

Konflik-konflik seperti itu ditimbulkan karena sikap para pengajar
yang pada umumnya tidak menunjukkan simpati serta tidak mampu 
menanggapi imajinasi yang tumbuh subur pada generasi 
yang masih segar itu.
Kemudian dengan mengatasnamakan agama, politik ataupun 
keamanan masyarakat , segala gejolak kritik bebas dan pembentukan 
pendapat pribadi mengenai hal-hal yang sangat prinsipal serta
masalah-masalah yang melintas dalam alam fikiran remaja,
ditolak mentah-mentah , dan kemudian ditariklah garis status-quo
yang bukan saja harus mereka pelajari dan taati, 
bahkan harus mereka takuti pula.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan sama sekali apabila 
angkatan demi angkatan , kaum remaja memperlihatkan watak 
dan pandangan yang lemah dan tidak jarang menyimpang.
Mereka dibesarkan alam serta lingkungan yang kaku-ketat 
yang telah memustahilkan munculnya segala inisiatif, 
keberanian serta kepercayaan pada diri sendiri, 
apa lagi memberikan kesempatan kepada sifat-sifat terpuji itu 
untuk tumbuh dengan subur !

K.G. Saiyidain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar