Minggu, 08 November 2015

KUMPULAN SYAIR DAN PUISI JALALUDDIN RUMI

Syair Jalaluddin Rumi.

“Jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. 
  bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, 
  kau akan memberikan arti yang lain 
  daripada makna yang hidup di hatiku”

“Persahabatan suci, menjadikanmu seorang dari mereka. 
  Sekalipun engkau batu atau pualam, 
  kau akan menjadi permata 
  bila kau menjadi tingkat manusia perasa”

“Dulu dia mengusirku, 
  sebelum belas kasih pun turun ke hatinya dan memanggil. 
  Cinta telah memandangku dengan ramah pula”

“Cinta bagai perantara yang menaruh kasihan, 
 datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat ini”

“Menangislah seperti kincir angin, 
  rumput-rumput hijau mungkin memancar dari taman istana jiwamu. 
  Jika engkau ingin menangis, 
  kasihanilah orang yang bercucuran air mata, 
  jika engkau mengharapkan kasih, 
 perlihatkanlah kasihmu pada si lemah”

“Ketika aku jatuh cinta, 
  aku merasa malu terhadap semua. 
  Itulah yang dapat aku katakan tentang cinta”

“Dalam cinta segalanya berubah rupa. 
 Orang Amerika berubah menjadi orang Turki”

“Berbicara dalam bahasa yang sama adalah kekeluargaan dan persamaan 
 bila kita bersama mereka bila kita percayai, 
 kita seperti orang tawanan dalam rantai. 
 Banyak orang India dan Turki berbiacra dalam bahasa yang sama, 
 namun banyak pasangan orang Turki ternyata orang – orang asing. 
 Bahasa yang sama – sama dipahami memang khusus, 
 kebersamaan hati lebih baik dari pada kebersamaan bahasa”

“Sejak kudengar tentang dunia Cinta, 
 kumanfaatkan hidupku, 
 hatiku dan mataku di jalan ini. 
 Aku pernah berpikir bahwa cinta dan yang dicintai itu berbeda. 
 Kini aku mengerti bahwa keduanya sama”

“Kami bersyukur atas cinta ini, ya Tuhan, 
 cinta yang melaksanakan kemurahan tak terbatas. 
 Terhadap kekurangan-kekurangan apapun dalam syukur kami 
 yang mungkin membuat kami berdosa, 
 cinta mencukupkan hingga pulih kembali”

“Jika kita menggali lubang untuk menjerumuskan orang ke dalamnya, 
  kita sendiri yang akan terjerumus ke dalamnya. 
  Jangan menganyam sendiri kepompong ulat sutera dan 
  jangan menggali lubang itu terlalu dalam. 
  Janganlah mengira si lemah tak punya pelindung dan 
  ucapkan kata-kata dari Quran, 
  “kapankah pertolongan dari Allah akan datang”

“Orang yang menghormati akan dihormati, 
  orang yang membawa gula akan makan kue badam. 
  Buat siapa perempuan yang baik-baik. Laki-laki baik-baik. 
  Hormatilah temanmu atau 
  lihat apa yang terjadi jika tidak kauhormati”

“Barangsiapa melihat sesuatu pada sebab-sebab, 
  maka dia akan menjadi pemuja bentuk. 
  Namun orang yang mampu menatap pada “Sebab Pertama”, 
  maka dia akan menemukan cahaya yang memancarkan makna”

“Dunia manusia adalah batin yang memiliki kemegahan. 
  Karena itu duhai sahabat, 
  mungkinkah engkau menjadi bijak, 
  sementara yang relatif terus saja kau jadikan pujaan?”

“Jadilah kekasih bagi dirimu sendiri! 
  Lampaui dua dunia. 
  Dan tinggalah di kediaman sendiri! 
  Pergi, 
  jangan mabuk dengan anggur dan kecongkakan – kecongkakan itu! 
  Lihatlah kilauan wajah itu dan sadarlah akan dirimu sendiri”

“Perhatikanlah setiap binatang, 
  dari serangga kecil sampai gajah, 
  semua mereka keluarga Tuhan dan rezeki mereka tergantung kepada-Nya. 
  Sungguh Tuhan Maha Pemberi rezeki! 
  Semua kesedihan dalam hati kita 
  lahir dari asap dan debu keberadaan kita 
  dan segala nafsu yang sia-sia”

“Orang yang bijaksana melihat ucapan bagaikan orang tua. 
  Ia turun dari langkit, 
  karena itu ia bukanlah sesuatu yang tak berharga. 
  Ketika kau bicara dengan kata-kata kotor 
  maka sekian banyak kata hanya bernilai satu. 
  Namun bila kau bicara dengan baik 
  maka satu kata akan memiliki nilai berlipat. 
  Ucapan akan terkuak bagi engkau 
  yang mampu membuka dinding pembatas (hijab). 
  Sehingga kau tahu bahwa sesungguhnya 
  ia adalah sifat – sifat Tuhan Yang Maha Pencipta”

“Kembalilah kepada sejatimu, wahai hati! 
  Karena jauh di dalam dirimu wahai hati, 
  engkau akan menemukan jalan menuju Tuhan Yang Tercinta”

“Mencintai perempuan dibuat menarik bagi laki-laki. 
  Tuhan sudah mengaturnya, 
  betapa mereka dapat menghindari apa yang sudah diatur oleh Tuhan? 
  Karena Tuhan menciptakan perempuan 
  supaya Adam mendapat kesenangan dengan dia. 
  Bagaimana Adam dapat dipisahkan dari Hawa?”

“Dunia hanyalah seperti cermin yang memantulkan kesempurnaan Cinta Tuhan. 
 Wahai kawan! 
 Mungkinkah ada sesuatu yang lebih besar dari keseluruhan?”

“Perempuan adalah cahaya Tuhan, 
  Dia bukan dicintai secara duniawi, 
  dia berdaya kreatif, bukan hasil kreasi”

“Cinta adalah lukisan orang yang getir menjadi manis, 
  sebab dasar semua cinta adalah kebajikan moral”

“Seperti Adam dan Hawa yang melahirkan sekian banyak jenis, 
  Cinta lahir dalam sekian banyak bentuk. 
  Lihat, 
  dunia penuh dengan lukisan, 
  namun ia tidak memiliki bentuk”

“Tataplah wajah cinta supaya kau mampu meraih sifat kemanusiaan. 
  Karena itu jangan hanya duduk menggigil. 
  Sebab jika demikian,mereka kan membuatmu menggigil”

“Datang dengan tangan kosong ke rumah teman-teman, 
 bagai pergi ke kilang tepung tanpa membawa gandum”

“Kalau hati pulih menjadi sehat, 
  dan bersihkan dari segala hawa nafsu, 
  kemudian Tuhan Yang Maha Pengasih bersemayam di Singgasana. 
  Di samping itu, 
  Dia langsung membimbing hati, 
  selama hati bersama Dia”

“Pilihlah Cinta. Ya, Cinta! 
  Tanpa manisnya Cinta, hidup ini adalah beban. 
  Tentu engkau telah merasakannya”

“Kecaman yang datang dari sahabat – sahabat dekat 
  memang diperlukan sehingga, 
  tanpa bantuan pemantul apapun, 
  kau menjadi pengucur air dari laut. 
  Ketahuilah 
  bahwa pada mulanya kecaman adalah peniruan, 
  tapi bila ia terus menerus terulang, 
  akan langsung berubah menjadi wujud kebenaran. 
  Supaya itu terwujud, 
  janganlah berpisah dari kerang 
  jika tetesan air hujan belum lagi menjadi mutiara”

“Yang menjadi sasaran cinta bukanlah bentuk-
  apakah itu cinta untuk kepentingan dunia ini atau untuk akhirat”

“Ada orang asing tergesa-gesa mencari tempat tinggal, 
  seorang teman membawanya ke sebuah rumah rusak,, 

“Jika rumah ini beratap” katanya, 
“kau dapat tinggal di sebelah tempatku. 
  Keluargamu juga akan kerasan di sini, 
  jika di situ ada sebuah kamar lagi” .
 ”Ya”, katanya, 
 “enak sekali tinggal di sebelah teman-teman, 
  tapi kawanku sayang, 
  orang tak dapat tinggal di dalam ‘jika’

“”Iri hati membuat aku berkata,
  ”Aku masih rendah untuk menghadapi si polan dan si polan, 
   dan nasibnya yang baik menambah diriku yang serba kurang” 
   Memang iri hati adalah suatu cacat, lebih dari apapun”

“Jika hati tidak ada, 
  bagaimana badan dapat bicara? 
 Jika hati tidak mencari, bagaimana dapat mencari”

“Tidak perlu membakar selimut baru hanya karena seekor kutu, 
  juga aku tidak membuang muka dari kau 
  hanya karena kesalahan yang tak berarti”

“Siapapun yang melihat kesalahannya sendiri 
  sebelum melihat kesalahan orang lain, 
  mengapa mereka tidak mengoreksi diri sendiri? 
  Manusia di dunia tidak melihat diri mereka sendiri 
  dan yang demikian mereka akan saling menyalahkan”

“Kemurahan hati datang dari mata -bukan dari tangan- 
  dialah yang melihat benda-benda itu, 
  hanya seorang yang melihat terpelihara”

“Persis seperti hati yang menjadi bahagia 
  di tempat yang hijau dengan tanaman yang sedang tumbuh, 
  keakraban dan keramahan lahir bila jiwa kita jadi gembira”

“Adakalanya lebih baik bersama dengan orang yang kurang terhormat 
  daripada tinggal seorang diri. 
  Kendati gagangnya sudah rusak, setidaknya ia masih melekat di pintu”

“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis, 
  dengan cinta, tembaga menjadi emas, 
  dengan cinta sampah menjadi jernih, 
  dengan cinta yang mati menjadi hidup, 
  dengan cinta yang raja menjadi budak. 
  Dari ilmu cinta dapat tumbuh. 
  Pernahkah kebodohan menempatkan orang di atas tahta begini?”

“Sejauh yang dapat kaulakukan 
  janganlah menjejakkan kaki pada perceraian. 
  Allah berkata, 
 “Dari segala yang dihalalkan, 
   dan yang sangat Ku-benci adalah perceraian” 
   (hadis Abu Dawud)

“Ya Allah, 
  jadikanlah hati kami yang membatu ini seperti lilin, 
  jadikanlah ratapan kami begitu sedap dan menjadi sasaran kasih-Mu”

“Jika dua orang sampai bersentuhan satu sama lain, 
  tak dapat diragukan, 
  mereka mempunyai persamaan. 
  Bagaimana burung akan terbang kalau tidak dengan sempurna?”

“Lewat jendela antara hati dengan hati 
  pancaran sinar yang mencerminkan kebenaran dan kebohongan”

“Bila sakit karena cinta menambah keinginanmu, 
 bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu”

“Persaudaraan adalah seperti seonggok buah anggur, 
  kalau kuperas akan menjadi satu sari buah. 
  Yang mentah dan yang matang adanya berlawanan, 
  tapi bila yang mentah juga menjadi matang, 
  menjadi sahabat yang baik”

“Kekasih adalah segalanya, 
  pecinta hanya sebuah tabir. 
  Kekasih hidup abadi, 
  pecinta hanyalah benda mati. 
  Jika cinta meninggalkan perlindungan yang kuat, 
  pecinta akan ditinggalkan seperti burung yang tanpa sayap. 
  Bagaimana aku akan terjaga dan sadar 
  jika tak disertai cahaya Kekasih. 
  Cinta menghendaki firman ini disampaikan. 
  Jika kita menemukan cermi hati yang kusam 
  karat ini tidak terhapus dari wajahnya”

“Penyakit pecinta tidak seperti yang lain, 
 Cinta adalah Astrolab segala misteri Tuhan. 
 Baik cinta dari langit atau dari bumi 
 sama-sama menunjuk kepada Tuhan. 
 (ket: astrolab adalah alat astronomi primitif)

“Jika hatimu menjadi kuburan rahasia, 
  hasrat hatimu akan diperoleh lebih cepat. 
  Nabi berkata, 
  bahwa barang siapa dapat menjaga rahasia dalam lubuk hatinya 
  dia akan segera mencapai hasrat yang ditujunya. 
  Jika benih-benih ditanam di dalam tanah, 
  segala rahasia batin akan menjadi taman yang subur”

“Cinta orang yang sudah mati tidak selamanya, 
  sebab yang sudah mati tak akan kembali. 
  Tapi cinta orang yang masih hidup lebih segar 
  daripada kuncup yang baru bersemi, 
  baik bagi mata batin atau mata lahir. 
  Pilihlah cinta Yang Hidup Abadi yang tak akan pernah berakhir, 
  yang memberikan kita anggur yang menambah kehidupan. 
  Jangan berkata, 
“Kami punya jalan masuk kepada Raja itu” 
  Berhubungan dengan dermawan tidaklah sulit”

“Jalan kehidupan rohani membuat badan remuk 
  kemudian memulihkannya menjadi sehat. 
  Dia menghancurkan harta berharga 
 dan dengan harta itu dapat membangun lebih baik dari sebelumnya”

“Orang makin memperhatikan dunia materi, 
 dia akan makin terlena terhadap dunia rohani. 
 Apabila jiwa kita sudah terlena di depan Tuhan, 
 yang lain, 
 yang tak terlena mendekati pintu rahmat Ilahi”

“Dalam perjalanan itu 
  tak ada lorong sempit yang lebih sulit dari ini, 
  beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian sebagai teman”

“Jika sepuluh lampu ada di satu tempat berbeda bentuk satu sama lain, 
  namun kita tak dapat membedakan itu dari sinar yang mana 
 bila memusatkan pada satu cahaya. 
 Dalam dunia rohani tak ada perbedaan, 
 tak ada pribadi-pribadi yang muncul. 
 Yang terindah adalah keserasian Sahabat dengan sahabat-Nya. 
 Berpeganglah kuat-kuat pada rohani. 
 Tolonglah si keras kepala ini yang terpecah-belah sendiri, 
 yang mungkin terdapat persatuan di bawahnya, seperti harta terpendam”

“Janganlah gunakan pedang kayu dalam perang. 
  Pergilah, cari yang dari baja, 
  kemudian majulah dengan gembira. 
  Pedang hakikat adalah pelindung seorang wali Tuhan, 
  saatmu bersama dia sungguh berguna 
  seperti piala kehidupan itu sendiri. 
  Semua orang arif berkata sama, 
  orang yang mengenal Tuhan adalah 
  rahmat Tuhan kepada hamba -hamba Nya”

“Tanamkanlah kecintaan para kekasih Tuhan dalam semangatmu, 
  jangan serahkan hatimu kepada apa pun 
  tapi cinta mereka yang berhati gembira. 
  Janganlah mengunjungi tetangga yang berputus asa, 
  harapan masih ada. 
  Jangan pergi ke arah yang gelap, 
  karena matahari masih ada”

“Kesabaran bermahkotakan keimanan,
  orang yang kehilangan kesabaran adalah tidak beriman. 
  Nabi pun bersabda, 
 “Allah tidak memberikan iman kepada orang yang sifatnya pemarah”

“Bagi dermawan memang sesuai untuk memberi uang, 
  tapi kedermawanan kekasih yang sesungguhnya ialah 
  menyerahkan nyawanya. 
  Kalau kita demi Allah memberi roti, 
  kita akan diberi roti sebagai balasan; 
  kalau kita menyerahkan hidup kita demi Allah, 
  kita akan diberi hidup sebagai balasan”

“Jika seorang kekasih Tuhan meneguk racun, 
  racun jadi penawar racun, 
  tetapi jika si murid yang meneguknya, 
  pikirannya menjadi gelap”

“Isilah hatimu dalam percakapan dengan orang 
  yang selaras dengan kata hatimu; 
  Carilah kemajuan rohani dari orang yang sudah maju”

“Setiap saat mengandung seratus pesan dari Tuhan; 
  Pada setiap kali seruan “Oh, Tuhan,” 
  Ia menjawab seratus kali, “Aku di sini”

“Tuhan menaburkan cahaya-Nya kepada segenap manusia. 
  Bahagialah mereka yang telah menadahkan kain untuk menerimanya. 
  Mereka yang beruntung tak akan melihat apa pun selain Tuhan. 
  Tanpa kain cinta, kita kehilangan bagian kita”

“Api dan tanah liat, 
  bila nafas Isa akan terbentang sayap, 
  menjadi burung dan terbang. 
  Pujianmu kepada Tuhan 
  adalah nafas dari tubuhmu yang dari air dan tanah liat. 
  Jadikanlah itu burung surga 
  dengan meniupkan nafas keikhlasan hatimu ke dalamnya”

“Perhatikanlah arti, 
“Barang siapa bekerja, dialah kekasih Tuhan.” 
 Dengan pertolongan Allah jangan abaikan cara dan tujuan”

“Cahaya yang bersinar di mata adalah benar – benar cahaya hati. 
  Cahaya yang mengisi hati adalah cahaya Tuhan, 
 yang murni terpisah dari cahaya akal dan perasaan”

“Bagi mata yang terang, 
 Cinta adalah keajaiban cahaya abadi. 
 Meski dalam wujud kasar ia adalah bentuk dan kedirian”

“Wahai hati, 
  jika kau mengakui adanya perbedaan 
  antara kesenangan dan kesedihan, 
  garis – garis ini akan menyekatmu. 
  Kendati seleramu yang manis – manis, 
  bukanlah Kekasih tidak ingin membuatmu tidak berselera? 
  Kehidupan para pecinta ialah dalam mati; 
  Engkau tidak akan memperoleh hati kekasih 
  kecuali jika kau menghilangkan dirimu”

“Berbuat baik dan benar, 
 Engkau adalah keagungan yang adil. 
 Engkau, Roh, yang terbebas dari “kami” dan “aku”, 
 jiwa yang amat lembut dalam laki – laki dan perempuan. 
 Bila laki – laki dan perempuan menjadi satu, 
 itu adalah Kau, 
 dan bila yang satu ini terhapus, 
 Engkaulah yang ada. 
 Manakala “kami” dan “aku” ini supaya memainkan pertandingan ibadah 
 dengan Kau Sendiri -
 sehingga Kau dan Aku dapat menjadi satu jiwa 
 dan akhirnya tenggelam ke dalam Sang Kekasih”

“Dapatlah hati terpengaruh oleh tawa dan duka, 
  sekarang katakanlah, dapatlah gerangan itu melihat-Mu juga? 
  Hati ini hanya meminjam segala sesuatu untuk dapat hidup. 
  Taman Cinta yang hijau tanpa batas dan menghasilkan buah – buahan lain, 
  selain duka atau suka. 
  Cinta di balik salah satu keadaan ini; 
  tanpa musim semi, tanpa musim gugur, ia selalu segar”

“Apapun perjuangan jiwa 
 dalam diri laki – laki dan perempuan, 
 telinga dan mata yang berjiwa raja ada di jendela”

“Jika pelita mengambil cahayanya dan lilin, 
  setiap orang yang melihat pelita itu tentu melihat lilin. 
  Baik melihat cahaya Tuhan dari pelita para kekasih-Nya, 
  atau melihat cahaya-Nya dari lilin mereka yang sudah terdahulu”

“Sifat melupakan Tuhan, 
 kekasih, 
 pendukung dunia ini; 
 keruntuhannya adalah pada kesadaran rohani. 
 Karena bila itu yang unggul, 
 maka dunia kasar ini akan kalah”

“Kalau cinta hanya rohani, 
 Melaksanakan puasa dan shalat tidak terwujud. 
 Hadiah – hadiah para kekasih kepada satu sama lain, 
 dari segi cinta hanyalah bentuk, 
 namun itu memberikan kesaksian atas cinta tersembunyi”

“Nabi berkata bahwa Allah berfirman, 
“Aku tidak bertempat di ruang yang tinggi dan yang rendah, 
 Aku tidak berada di bumi dan di langit. 
 Tapi Aku berada dalam hati hamba-Ku yang beriman. 
 Alangkah indahnya! 
 Jika engkau mencari Aku, carilah Aku di sana”

“Kelimpahan adalah mencari para pengemis 
 dan si miskin laksana keayuan mencari kaca cermin kedermawanan Tuhan, 
 dan mereka yang bersama Tuhan disatukan dengan kedermawanan Mutlak”

“Jiwa yang besar bertemu dengan jiwa yang terpecah 
 dan menempatkan mutiara di dadanya. 
 Melalui hubungan jiwa demikian, seperti Maryam, 
 ia pun mengandung seorang penolong yang menawan hati”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar