Kamis, 19 November 2015

HINGGA KAMU TERBAKAR

Kita telah mengalami berjuta kelahiran.
Dari materi yang tak bernyawa.
Kita dengan tanpa sadar berkembang menjadi kesadaran 
tetumbuhan, lalu berubah ke dalam kehidupan binatang.

Dan, di tiap perubahan selalu diiringi dengan berbagai kesulitan, 
lalu bergerak menjadi makhluk yang memiliki daya fikir dan moral. 
Kemudian berubah menjadi makhluk yang dikaruniai kesadaran intuisi 
yang bisa mengetahui segala yang ada di balik bukti-bukti indrawi. 
Jejak-jejak kaki terus membentang hingga ke pantai. 
Lalu melampaui jejak itu sirna dalam samudera.

Samudera kesadaran itu luas. 

Bentuk-bentuk kita mengapung-apung di atas permukaannya. 
Seperti sebuah cawan-cawan kosong. 
Hingga kita menjadi penuh dengan air. 
Lalu, kita tenggelam ke dalam dasar samudera.

Apakah kamu ingin tenggelam dalam Tuhan?

Maka selamilah dirimu!

Jangan pernah menyembul ke atas dan ke dalam lagi. 
Seperti sesuatu yang mengapung di lautan. 
Dengan ketakjuban,
 “Mana yang lebih menyenangkan—di dasar atau di permukaan?”

Para kekasih yang dekat dengan Kekasihnya adalah 
laron-laron yang tidak dapat menghentikan hasrat ketertarikan 
pada cahaya lilin.

Tak ada yang meyakinkan hingga kamu terbakar. 
Apakah kamu ingin mengetahuinya dengan yakin? 
Jika mau, duduklah di dekat api!”

Jalaluddin Rumi,,,,
Diterjemahkan oleh Tasirun Sulaiman dalam buku 
Kalender Kearifan Sufi: Renungan Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar